( www.cikamurang.blogspot.com )
sejarah nabi muhammad saw
Sejarah Nabi Muhammad –
Nabi Muhammad adalah Nabi Allah atau Rasul yang terakhir, pembawa
ajarah islam. Menurut sejarah biografi tradisional Muslimnya (dalam
bahasa Arab disebut sirah), beliau lahir pada tahun gajah yaitu sekitar
20 April 570/571, di Mekkah (“Makkah”) dan wafat pada 8 Juni 632 di
Madinah. Ketika Muhammad masih dalam kandungan ibunya (Aminah Binti
Wahab) ayahnya (Abdullah) meninggal dunia dalam perjalanan dagang di
Yatsrib. Pada usia enam tahun, ibu Muhammad (Aminah) meninggal dunia
sepulang dari kepergiannya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi
keluarganya dan ziarah ke makam ayahnya. Setelah ibunya meninggal,
Muhammad di rawat oleh kakeknya yaitu Abdul Muththalib, dan selepas
kakeknya meninggal, beliau dijaga/dirawat oleh pamannya yang bernama Abu
Thalib. Nabi Muhammad merupakan salah satu Nabi Ulul Azmi
Sebelum masa kenabian, Muhammad
mendapatkan dua julukan dari para kaum Quraisy yaitu Al-Amin yang
artinya “orang yang dapat dipercaya” dan As-Saadiq yang artinya “yang
benar”. Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar
Rasul All?h, kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam
yang berarti “semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan
kepadanya”; sering disingkat “S.A.W” atau “SAW”) setelah namanya
(Muhammad SAW).
Dalam Buku The 100, karya Michael H.
Hart, menetapkan Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang
sejarah kehidupan manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya
orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama
maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan
terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan
pasukan Romawi di medan pertempuran.
Pesan Sponsor
Sebagaimana tercantum dalam Wikipedia, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari mengenai sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW, diantaranya:
1. Kelahiran Nabi Muhammad
2. Berkenalan dengan Khadijah
3. Nabi Muhammad Memperoleh Gelar
4. Kerasulan Nabi Muhammad
5. Nabi Muhammad Mendapatkan Pengikut
6. Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah
7. Penaklukkan Mekah
8. Mukjizat Nabi Muhammad
9. Ciri-ciri dan Fisik Nabi Muhammad
10. Pernikahan Nabi Muhammad
11. Perbedaan Nabi Muhammad dengan Nabi dan Rasul Terdahulu
2. Berkenalan dengan Khadijah
3. Nabi Muhammad Memperoleh Gelar
4. Kerasulan Nabi Muhammad
5. Nabi Muhammad Mendapatkan Pengikut
6. Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah
7. Penaklukkan Mekah
8. Mukjizat Nabi Muhammad
9. Ciri-ciri dan Fisik Nabi Muhammad
10. Pernikahan Nabi Muhammad
11. Perbedaan Nabi Muhammad dengan Nabi dan Rasul Terdahulu
Sejarah Nabi Muhammad
1. Kelahiran Nabi Muhammad
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan dagang di Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.
1. Kelahiran Nabi Muhammad
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan dagang di Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.
Pada saat Muhammad berusia enam tahun,
ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk
mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam
perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah
meninggal dunia di Abwa’ yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan
dikuburkan di sana. Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh
kakeknya, ‘Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh
pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala
kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam
urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan
sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda
pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi’ah, sesuai dengan arahan
para Imam yang merupakan keturunan langsung Muhammad, menyatakan bahwa
ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni
percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal atau (2 Agustus
570M).
2. Berkenalan dengan Khadijah
Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan secepatnya tentang kejujuran dan sifat dapat dipercaya Muhammad dalam membawa bisnis perdagangan telah meluas, membuatnya dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah.
Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan secepatnya tentang kejujuran dan sifat dapat dipercaya Muhammad dalam membawa bisnis perdagangan telah meluas, membuatnya dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah.
Seseorang yang telah mendengar tentang
anak muda yang sangat dipercaya dengan adalah seorang janda yang bernama
Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di suku Arab
dan Khadijah sering pula mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok
daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuatnya terpesona sehingga
membuat Khadijah memintanya untuk membawa serta barang-barang
dagangannya dalam perdagangan. Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar
dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan dengan sekembalinya Muhammad
dengan keuntungan yang lebih dari biasanya.
Akhirnya, Muhammad pun jatuh cinta
kepada Khadijah kemudian mereka menikah. Pada saat itu Muhammad berusia
25 tahun sedangkan Khadijah mendekati umur 40 tahun, tetapi ia masih
memiliki kecantikan yang menawan. Perbedaan umur yang sangat jauh dan
status janda yang dimiliki oleh Khadijah, tidak menjadi halangan bagi
mereka, karena pada saat itu suku Quraisy memiliki adat dan budaya yang
lebih menekankan perkawinan dengan gadis ketimbang janda. Walaupun harta
kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap sebagai orang yang
memiliki gaya hidup sederhana, ia lebih memilih untuk mendistribusikan
keuangannya kepada hal-hal yang lebih penting.
3. Nabi Muhammad Memperoleh Gelar
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia bersatu dengan orang-orang Quraisy dalam perbaikan Ka’bah. Ia pula yang memberi keputusan di antara mereka tentang peletakan Hajar al-Aswad di tempatnya. Saat itu ia sangat masyhur di antara kaumnya dengan sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya “orang yang dapat dipercaya”.
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia bersatu dengan orang-orang Quraisy dalam perbaikan Ka’bah. Ia pula yang memberi keputusan di antara mereka tentang peletakan Hajar al-Aswad di tempatnya. Saat itu ia sangat masyhur di antara kaumnya dengan sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya “orang yang dapat dipercaya”.
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad percaya
sepenuhnya dengan ke-Esaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana
dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi orang-orang
miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan
berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa
di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman
keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai
As-Saadiq yang memiliki arti “yang benar”.
4. Kerasulan Nabi Muhammad
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira’ sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur dan beribadah disana dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut dan di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira’ sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur dan beribadah disana dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut dan di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Pada suatu malam sekitar tanggal 17
Ramadhan/ 6 Agustus 611, ketika Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira’,
Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan
wahyu Allah di telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, “Saya tidak
bisa membaca”. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad
membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Akhirnya, Jibril berkata:
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)
Ini merupakan wahyu pertama yang
diterima oleh Muhammad. Ketika itu ia berusia 40 tahun 6 bulan 8 hari
menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau
39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah (penanggalan
berdasarkan matahari). Setelah pengalaman luar biasa di Gua Hira
tersebut, dengan rasa ketakutan dan cemas Muhammad pulang ke rumah dan
berseru pada Khadijah untuk menyelimutinya, karena ia merasakan suhu
tubuhnya panas dan dingin secara bergantian. Setelah hal itu lewat, ia
menceritakan pengalamannya kepada sang istri.
Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal, yang banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal, yang banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Wahyu turun kepadanya secara
berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu tersebut telah
diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan dikumpulkan dalam
kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qur??n (bacaan).
Kebanyakan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas, sedangkan sebagiannya
diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagian
ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Muhammad sendiri melalui
percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama
As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan
dan cara hidup bagi “mereka yang menyerahkan diri kepada Allah”, yaitu
penganut agama Islam.
5. Nabi Muhammad Mendapatkan Pengikut
Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr bin Nufail masuk Islam dan bergabung membela Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun.
Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr bin Nufail masuk Islam dan bergabung membela Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun.
Akibat halangan dari masyarakat
jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang Islam disiksa, dianiaya,
disingkirkan dan diasingkan. Penyiksaan yang dialami hampir seluruh
pengikutnya membuat lahirnya ide berhijrah (pindah) ke Habsyah. Negus,
raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya
dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad sendiri,
pada tahun 622 hijrah ke Madinah, kota yang berjarak sekitar 200 mil
(320 km) di sebelah Utara Mekkah.
6. Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah
Di Mekkah terdapat Ka’bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim. Masyarakat jahiliyah Arab dari berbagai suku berziarah ke Ka’bah dalam suatu kegiatan tahunan, dan mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan mereka dalam kunjungan tersebut. Muhammad mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruannya ialah sekumpulan orang dari Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah (Muhammad) dan orang-orang Islam Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekkah. Mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Muhammad akhirnya setuju untuk berhijrah ke kota itu.
Di Mekkah terdapat Ka’bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim. Masyarakat jahiliyah Arab dari berbagai suku berziarah ke Ka’bah dalam suatu kegiatan tahunan, dan mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan mereka dalam kunjungan tersebut. Muhammad mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruannya ialah sekumpulan orang dari Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah (Muhammad) dan orang-orang Islam Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekkah. Mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Muhammad akhirnya setuju untuk berhijrah ke kota itu.
Mengetahui bahwa banyak masyarakat Islam
berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha
menghalang-halanginya, karena beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah
ke Yathrib, orang-orang Islam akan mendapat peluang untuk mengembangkan
agama mereka ke daerah-daerah yang lain. Setelah berlangsung selama
kurang lebih dua bulan, masyarakat Islam dari Mekkah pada akhirnya
berhasil sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenal sebagai
Madinah atau “Madinatun Nabi” (kota Nabi).
Di Madinah, pemerintahan (kalifah) Islam
diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas beribadah
(salat) dan bermasyarakat di Madinah. Quraish Makkah yang mengetahui hal
ini kemudian melancarkan beberapa serangan ke Madinah, akan tetapi
semuanya dapat diatasi oleh umat Islam. Satu perjanjian damai kemudian
dibuat dengan pihak Quraish. Walaupun demikian, perjanjian itu kemudian
diingkari oleh pihak Quraish dengan cara menyerang sekutu umat Islam.
7. Penaklukan Mekkah
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Muhammad kembali pada tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali maka ia menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka’bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan agama Islam di kota Mekkah.
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Muhammad kembali pada tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali maka ia menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka’bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan agama Islam di kota Mekkah.
8. Mukjizat Nabi Muhammad
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci ajaran samawi, kemudian dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa didalam kandungan, masa kecil dan remaja. Kemudian Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci ajaran samawi, kemudian dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa didalam kandungan, masa kecil dan remaja. Kemudian Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Dalam syariat Islam, mukjizat terbesar
Muhammad adalah Al-Qur’an, karena pada masa itu bangsa Arab memiliki
kebudayaan sastra yang cukup tinggi dan Muhammad sendiri adalah orang
yang buta huruf, yang diyakini oleh umat muslim mustahil dikarang
olehnya. Selain itu, Muhammad juga diyakini pula oleh umat Islam pernah
membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra
dan Mi’raj dalam waktu tidak sampai satu hari. Kemampuan lain yang
dimiliki Muhammad adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketauhidan.
9. Fisik dan ciri-ciri Muhammad
Berikut adalah penggambaran sosok Muhammad dari salah satu istinya yaitu Aisyah, sepupunya Ali bin Abi Thalib, para sahabatnya, serta orang terakhir yang masih hidup yang kala itu sempat melihat sosoknya secara langsung, yaitu Abu Taufik.
Berikut adalah penggambaran sosok Muhammad dari salah satu istinya yaitu Aisyah, sepupunya Ali bin Abi Thalib, para sahabatnya, serta orang terakhir yang masih hidup yang kala itu sempat melihat sosoknya secara langsung, yaitu Abu Taufik.
Aisyah dan Ali bin Abi Thalib telah
merincikan ciri-ciri fisik dan penampilan keseharian Muhammad, di
antaranya adalah rambut ikal berwarna sedikit kemerahan, terurai hingga
bahu. Kulitnya putih kemerah-merahan, wajahnya cenderung bulat dengan
sepasang matanya hitam dan bulu mata yang panjang. Tidak berkumis dan
berjanggut sepanjang sekepalan telapak tangannya.
Tulang kepala besar dan bahunya lebar.
Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek, berpostur
kekar sangat indah dan pas dikalangan kaumnya. Bulu badannya halus
memanjang dari pusar hingga dada. Jemari tangan dan kaki tebal dan
lentik memanjang.
Apabila berjalan cenderung cepat dan
tidak pernah menancapkan kedua telapak kakinya, beliau melangkah dengan
cepat dan pasti. Apabila menoleh, ia menolehkan wajah dan badannya
secara bersamaan. Di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian dan
memang ia adalah penutup para nabi. Ia adalah orang yang paling
dermawan, paling berlapang dada, paling jujur ucapannya, paling
bertanggung jawab dan paling baik pergaulannya. Siapa saja yang bergaul
dengannya pasti akan menyukainya.
Setiap orang yang bertemu Muhammad pasti
akan berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang sepertinya, baik
sebelum maupun sesudahnya.” Begitulah Muhammad di mata khalayak,
akhlaknya yang sangat mulia digambarkan dalam salah satu ayat Al-Qur’an:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)
Dalam hadits riwayat Bukhari, Muhammad digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan berjenggot hitam dengan uban.
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)
Dalam hadits riwayat Bukhari, Muhammad digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan berjenggot hitam dengan uban.
Dalam satu hadits diterangkan mengenai
corak fisik Muhammad, yaitu ia bertubuh sedang, kulitnya berwarna cerah
tidak terlalu putih dan tidak pula hitam. Rambutnya berombak. Ketika
Muhammad wafat uban yang tumbuh di rambut dan janggutnya masih sedikit.
Anas juga mengatakan bahwa Muhammad
memiliki tinggi sedang, tidak tinggi sekali ataupun pendek, tegap. Bila
ia berjalan sangat gesit dengan tubuh condong sedikit kedepan.
Bara’a bin Aazib mengatakan bahwa
Muhammad memiliki tinggi yang sedang, dengan tulang pundak bidang.
Rambutnya cukup tebal, panjang sampai batas telinga.
Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa
Muhammad tidaklah tinggi dan juga pendek. Telapak tangan dan kaki beliau
padat berisi. Ia memiliki kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu
halus tumbuh di dadanya dan terus kebawah sampai pusar. Jika berjalan,
melangkahnya seolah-olah seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian.
Ditambahkan pula bahwa Ali belum pernah melihat orang sepertinya di
antara sahabatnya sesudah wwafatnya Muhammad.
Ali menambahkan bahwa Muhammad memiliki
rambut lurus sedikit berombak. Tidak gemuk dan tidak terlalu besar,
berperawak baik dan tegak. Warna kulit cerah, matanya hitam dengan bulu
mata yang panjang. Persendian tulang yang kuat dada, tangan dan kakinya
kekar. Tidak memiliki bulu yang tebal tetapi hanya tipis dari dada
sampai pusarnya. Jika berbicara dengan seseorang, maka ia akan
menghadapkan wajahnya keorang tersebut dengan penuh perhatian. Diantara
bahunya ada tanda kenabian. Muhammad orang yan baik hatinya dan paling
jujur, orang yang paling dirindukan dan sebaik-baiknya keturunan. Siapa
saja yang mendekati dan bergaul dengannya maka akan langsung merasa
terhormat, khidmat, menghargai dan mencintainya.
Hind bin Abi Halah mendapat cerita dari
Hasan bin Ali mengatakan bahwa Muhammad memiliki pribadi mulia dan
sangat agung jika orang melihatnya. Wajahnya bercahaya seperti bulan
purnama. Ia sedikit lebih tinggi dari rata-rata orang tapi lebih pendek
dari orang yang jangkung. Kepalanya lebih besar dari rata-rata orang dan
rambutnya agak keriting (berombak) agak panjang hingga mencapai kuping
dan dibelah tengah. Kulit berwarna cerah dahinya agak lebar. Alis
matanya melengkung hitam dan tebal, di antara alisnya nampak urat darah
halus yang berdenyut bila sedang emosi.
Hidungnya agak melengkung dan mengkilap
jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika pertama kali
melihatnya padahal sebenarnya tidak. Berjanggut tipit tapi penuh rata
sampai pipi. Mulutnya sedang, giginya putih cemerlang dan agak renggang.
Pundaknya bagus dan kokoh, seperti dicor perak. Anggota tubuh lainnya
normal dan proporsional. Dada dan pinggangnya seimbang dengan ukurannya.
Tulang belikatnya cukup lebar, bagian-bagian tubuhnya tidak tertutup
bulu lebat, bersih dan bercahaya. Kecuali bulu halus yang tumbuh dari
dada hingga pusar.
Lengan dan dada bagian atas berbulu.
Pergelangan tangannya cukup panjang, telapak tangannya agak lebar serta
tangan dan kakinya berisi, jari-jari tangan dan kaki cukup langsing.
Jika berjalan agak condong kedepan melangkah dengan anggun serta
berjalan dengan cepat dan sering melihat kebawah dari pada keatas. Jika
berhadapan dengan orang maka ia memandang orang itu dengan penuh
perhatian dan tidak pernah melototi seseorang dan pandangannya
menyejukkan. Selalu berjalan agak dibelakang, terutama jika saat
melakukan perjalanan jarak jauh dan ia selalu menyapa orang lain
terlebih dahulu.
Dari kisah Jabir bin Samurah
meriwayatkan bahwa Muhammad memiliki mulut yang agak lebar, di matanya
terlihat juga garis-garis merahnya, serta tumitnya langsing. Jabir (ra)
juga meriwayatkan bahwa ia berkesempatan melihat Muhammad di bawah sinar
rembulan, ia juga memperhatikan pula rembulan tersebut, baginya
Muhammad lebih indah dari rembulan tersebut.
Abu Ishaq mengemukakan bahwa, Bara’a bin Aazib pernah berkata, bahwa rona Muhammad lebih mirip purnama yang cerah.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Muhammad
sangatlah rupawan, seperti dibentuk dari perak. Rambutnya cenderung
berombak dan Abu Hurairah belum pernah melihat orang yang lebih baik
dari dan lebih tampan dari Muhammad, rona mukanya secemerlang matahari
dan tidak pernah melihat orang yang secepatnya. Seolah-olah tanah
digulung oleh langkah-langkah Muhammad jika sedang berjalan. Dikatakan
jika Abu Hurairah dan yang lainnya berusaha mengimbangi jalannya
Muhammad dan nampak ia seperti berjalan santai saja.
Jabir bin Abdullah mengatakan, Muhammad
pernah bersabda bahwa ia pernah menyaksikan gambaran tentang para nabi.
Diantaranya adalah Musa berperawakan langsing seperti orang-orang dari
Suku Shannah, dan melihat Isa yang mirip salah seorang sahabatnya yang
bernama Urwah bin Mas’ud dan ketika melihat Ibrahim dikatakan sangat
mirip dengan dirinya sendiri (Muhammad), kemudian Muhammad juga
mengatakan bahwa ia pernah melihat Malaikat Jibril yang mirip dengan
Dehya Kalbi.[24]
Said al Jahiri mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik berkata bahwa pada saat ini tidak ada lagi yang masih hidup orang yang pernah melihat secara langsung Muhammad kecuali dirinya sendiri dan Muhammad memiliki roman muka sangat cerah dan perawakanna sangat baik.
Said al Jahiri mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik berkata bahwa pada saat ini tidak ada lagi yang masih hidup orang yang pernah melihat secara langsung Muhammad kecuali dirinya sendiri dan Muhammad memiliki roman muka sangat cerah dan perawakanna sangat baik.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa gigi depan Muhammad agak renggang tidak terlalu rapat dan jika bericara nampak putih berkilau.
10. Pernikahan Nabi Muhammad
Selama hidupnya Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat. Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Selama hidupnya Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat. Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal Khadijah, Muhammad
disarankan oleh Khawla binti Hakim, bahwa sebaiknya ia menikahi Sawda
binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad
akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad tercatat
menikahi beberapa wanita lagi sehingga mencapai total sebelas orang,
dimana sembilan di antaranya masih hidup sepeninggal Muhammad.
Para ahli sejarah antara lain Watt dan
Esposito berpendapat bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan
untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau
memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk
menikah karena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan).
11. Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus Allah kepada kaum Bani Israil.
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus Allah kepada kaum Bani Israil.
Sedangkan persamaannya dengan nabi dan
rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian
bahwa Tuhan yang berhak disembah atau diibadahi itu hanyalah Allah (QS
21:25).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar